Pasar kerja Kamboja tidak terpengaruh MEA

AEC ASEAN Bisnis Asean Indeks Kamboja MEA News Tenaga Kerja

Pekerja Garmen Kamboja (Foto: sbs.com)
Bisnisasean.com, Pnom Phenh, – Salah satu pilar dari Masyarakat Ekonomi Asean adalah liberalisasi sektor ketenagakerjaan. Melalui kebijakan ini, tenaga kerja terampil antar negara Asean diberi kebebasan mengisi dan mencari lowongan kerja antar negara Asean.
Pasar bebas tenaga kerja ini telah ditetapkan meliputi 8 sektor, yakni bidang rekayasa, keperawatan, arsitektur, kedokteran gigi, kedokteran, pariwisata, survei tanah, dan akuntan.
Kekhawatiran kebijakan ini akan menyebabkan pengangguran di negara-negara berkembang karena pasar tenaga kerjanya akan dibanjiri tenaga terampil dari negara-negara yang lebih maju, tampaknya belum terbuktikan hingga beberapa tahun mendatang.
Heng Sour, juru bicara Departemen Tenaga Kerja Kambodia, mengatakan arus bebas tenaga kerja belum akan memiliki dampak langsung pada tanggal 1 Januari 2016.
Menurutnya, kekhawatiran tentang adanya serbuan pekerja asing memasuki Kamboja untuk mengambil bidang pekerjaan tenaga kerja lokal tidak akan terjadi, karena masih banyak mekanisme chek and balance untuk mengendalikan kemungkinan itu terjadi.
“MEA memang memiliki kebijakan arus bebas tenaga kerja, tetapi hukum perburuhan di setiap negara masih belum berubah,” kata Heng Sour, “ketetapan lama tentang kuota 10 persen tenaga kerja asing di Kamboja masih tetap berlaku, dan belum ada kesepakatan untuk mengubahkan dalam waktu dekat.”
Menurut Sour, peraturan baru tidak akan membuka pintu air bagi pekerja asing untuk memasuki suatu negara, dan negara-negara anggota masih dapat menggunakan klausul di dalam peraturan MEA untuk menghentikan masuknya pekerja migran, jika mereka menganggap pekerja itu tidak diperlukan atau jika mereka ingin melindungi tenaga kerja lokal. 
Sandra D’Amico, direktur utama dari perusahaan sumber daya manusia SDM Inc, mengatakan bahwa dengan atau tanpa MEA, jumlah pekerja Kamboja yang ingin meninggalkan negara itu tetap sama, demikian juga dengan jumlah pekerja yang ingin tetap tinggal di Kamboja.
Pasar bebas tenaga kerja bukan berarti migrasi ketenagakerjaan menjadi lebih mudah dan gratis, karena masih tetap diperlukan visa dan permit kerja untuk memasuki pasar kerja di negara lain sesama Asean.  “Selama Kamboja bisa menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerjanya, kebanyakan pekerja Kamboja akan memilih tetap tinggal di negaranya,” ujar Sandr D’Amico.
Angka dari ILO melaporkan sekitar 771.000 pekerja Kamboja bekerja di kawasan Asean pada 2013, mayoritas bekerja di Thailand 750.000, dan sisanya bekerja di Malaysia dan Vietnam. Sedangkan hanya 32.200 pekerja asal negara-negara Asean yang membanjiri pasar tenaga kerja Kamboja, mayoritas pekerja asal Thailand 25.400, dan sisanya pekerja Filipina dan Singapura.
“Saya pikir tidak perlu harus kuatir tentang bagaimana MEA akan mengubah arus tenaga kerja di Kamboja,” ujar Jayant Menon, analis ekonomi dari Kantor Integrasi Ekonomi Regional Bank Pembangunan Asia kepada Pnomphenhpost.com (14/12). 
Arus masuk tenaga kerja harus dilihat sebagai perkembangan positif. Migrasi tenaga kerja akan menghasilkan transfer teknologi yang dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak tenaga kerja bagi rakyat Kamboja, tambah Menon. <![endif]–>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *