![]() |
Pekerja Garmen Vietnam (Foto: thanhniennews.com/Ngoc Thang) |
Bisnisasean.com, Hanoi, – Kebijakan MEA telah berlaku sejak 31 Desember 2015 lalu, salah satu tujuannya adalah membentuk pasar bebas regional dimana tenaga kerja terampil dapat mencari pekerjaan antar negara Asean dengan bebas.
Seperti juga di negara-negara berkembang Asean lain, para pejabat Vietnam masih ragu tenaga kerjanya akan siap bersaing menghadapi kompetisi bebas ini.
Berbicara dalam sebuah pertemuan di Hanoi, Rabu (13/1), Le Quang Trung, Wakil Kepala Departemen Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja, Penyandang Cacat, dan Masalah Sosial Vietnam, mengatakan pemerintahnya harus mengeluarkan kebijakan baru untuk melindungi tenaga kerja lokal di era MEA ini.
Banyak pekerja Vietnam masih belum mampu untuk bersaing dengan pekerja asing Asean lain yang mempunyai ketrampilan lebih baik, ketika pasar tenaga kerja regional terbuka untuk semua warga Asean.
Vietnam selama ini menerapkan peraturan bahwa pekerja asing harus bergelar sarjana dan memiliki lisensi tenaga kerja Vietnam untuk bisa bekerja di Vietnam, tetapi peraturan itu masih belum cukup, ujar Trung.
Meskipun prospek pasar bersama MEA hingga kini masih belum jelas, dan ide tentang ekonomi bersama Asean masih hanya nampak sebatas sebuah ide, para pejabat Asean seperti Trung percaya negaranya harus segera menyiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan era MEA.
Thai Phuc Thank, wakil kepala departeman tenaga kerja dan asuransi sosial, mengusulkan agar pemerintah Vietnam mempertimbangkan untuk menerapkan pembatasan tenaga kerja melalui kebijakan misalnya tenaga kerja asing harus mempunyai kompetensi berbahasa Vietnam untuk bisa bekerja di Vietnam.
Sedangkan Wakil Menteri Tenaga Kerja Doan Mau Diep mengatakan, pemerintah perlu mempertimbangkan merubah peraturan perburuhannya sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja terampil Vietnam dan membantu mereka dalam persaingan, seperti menyediakan informasi lowongan kerja Asean.
Sementara itu, para pengamat perburuhan di Vietnam mengatakan pasar tenaga kerja Vietnam mungkin belum akan banyak terpengaruh MEA, setidaknya hingga tahun depan, ujar situs berita online Saigon Times.
Nguyen Quang Viet, Wakil Kepala Departeman Pelatihan Tenaga Kerja, mengatakan, kebijakan pasar bebas tenaga kerja MEA hanya mencakup 8 profesi, diantaranya akuntan, arsitek, dokter, dan enginer, yang hanya mencakup 1 persen dari seluruh pangsa pasar tenaga kerja Vietnam, sehingga pengaruhnya sangat kecil, ujar Quang Viet.
Meskipun MEA telah berlaku, namun hingga saat ini masih banyak perbedaan diantara 10 negara anggota Asean, seperti perbedaan budaya, bahasa, hingga agama, sehingga masih banyak hal yang harus diperbarui diantara ke-10 negara Asean, ujar Quang Viet.
Quang Viet pesimis implementasi komitmen pasar bebas tenaga kerja MEA akan berjalan mulus. karena banyak peraturan perburuhan tingkal lokal yang belum berubah. Masih sulit bagi sebuah perusahaan atau organisasi di sebuah negara untuk mengakui kualifikasi training dari negara lain, meskipun itu diantara sesama negara Asean, ujar Quang Viet.
Ha Thi Minh Duc, Wakil Kepala Departemen Kerjasama Internasional, mengatakan, adanya jurang perbedaan yang besar antar kualifikasi tenaga kerja dari masing-masing negara, akan menyulitkan pergerakan tenaga kerja terampil di Asean.
Why/Thanh Nien News