Raja Yordania Abdullah II. Foto : Arabnews.com
STRASBOURG, MEDIAJAKARTA.COM — Raja Yordania Abdullah II memperingatkan bahwa ofensif militer Israel terhadap Iran merupakan ancaman serius bagi seluruh dunia.
Dalam pidatonya di hadapan Parlemen Eropa di Strasbourg, Selasa (17/6), ia menegaskan bahwa dunia berada di ambang eskalasi konflik yang bisa meluas jauh melampaui Timur Tengah.
“Tidak ada yang bisa memastikan di mana batas dari medan perang ini akan berakhir. Serangan terhadap Iran membuka potensi eskalasi berbahaya, bukan hanya di kawasan, tapi juga secara global,” ujar Raja Abdullah seperti dikutip Mediajakarta.com dari Arabnews.com (17/06/2025).
Dengan nada penuh keprihatinan, sang Raja juga menyoroti pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap warga Palestina, termasuk penghancuran rumah, pohon zaitun, hingga infrastruktur.
Menurutnya, tindakan ini tidak hanya melukai kemanusiaan tetapi juga menggerus nilai-nilai moral yang seharusnya dijunjung bersama.
“Jika komunitas global gagal bertindak tegas, kita semua akan menjadi bagian dari redefinisi apa artinya menjadi manusia,” lanjutnya.
Raja Abdullah kembali menyerukan pentingnya solusi dua negara, termasuk pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Ia menyebut konflik delapan dekade antara Palestina dan Israel sebagai salah satu titik nyala paling destruktif dalam sejarah modern, yang tak kunjung usai karena kegagalan hukum internasional dan kurangnya intervensi yang bermakna.
“Keamanan global tidak akan tercapai tanpa diakhirinya perang tiga tahun di Ukraina dan konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung lebih dari delapan dekade,” tegasnya.
Krisis Kemanusian di Gaza
Ia juga menyinggung penderitaan warga Gaza yang kini sudah dianggap “biasa”, seperti penggunaan kelaparan sebagai senjata, serta serangan terhadap tenaga kesehatan, jurnalis, dan anak-anak.
Sementara itu, ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat. Pada hari yang sama, militer Israel mengimbau ratusan ribu warga untuk meninggalkan wilayah tengah Teheran seiring meluasnya serangan udara terhadap ibu kota Iran.
Sejak Jumat lalu, Israel telah menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan komandan militer Iran sebagai bagian dari operasi militer yang diklaim bertujuan mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi ini akan terus berlangsung. “Selama yang dibutuhkan” untuk “menghapus ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel.”ujarnya.
Iran merespons dengan meluncurkan rudal ke Tel Aviv. Beberapa berhasil dicegat, namun sejumlah lainnya menghantam bangunan sipil di Israel. Di Iran, 1.277 orang dilaporkan terluka, dan negara itu mulai menerapkan pembatasan bahan bakar.
Akibat konflik ini, sejumlah negara termasuk Irak, Yordania, dan Lebanon menutup wilayah udara mereka. Puluhan bandara menghentikan operasional atau membatasi penerbangan, menyebabkan puluhan ribu penumpang terlantar dan kesulitan untuk pulang atau mengungsi.
Di akhir pidatonya, Raja Abdullah II menyatakan bahwa Eropa memiliki peran penting dalam memilih jalur sejarah yang benar dan menegaskan bahwa Yordania akan tetap menjadi mitra terpercaya Uni Eropa dalam menjaga perdamaian.
“Jalur menuju perdamaian pernah ditempuh. Kita bisa melakukannya lagi—jika kita punya keberanian untuk memilihnya dan kemauan untuk melangkah bersama,” tutupnya (Wan)