Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Foto : Arabnews.com
TEHERAN, MEDIAJAKARTA.COM– Di balik gurun yang bergolak dan langit yang dilintasi jet siluman, konflik Timur Tengah kembali memasuki babak baru yang tidak kalah menggetarkan pasca Israel menyerang Iran.
Saat rudal-rudal menyasar pusat-pusat strategis dan ketegangan diplomatik menggema hingga ke Washington, sebuah pesan mengejutkan datang dari jantung Arab Saudi disaat Israel menginginkan Amerika Serikat terlibat perang melawan Iran.
Dalam sebuah percakapan telepon yang disorot dunia, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyampaikan dukungan tak biasa kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
“Hari ini, seluruh dunia Islam mendukung Anda,” kata MBS kepada Pezeshkian, sebuah pernyataan yang mengguncang peta aliansi tradisional kawasan.
Konflik Lama dengan Napas Baru
Ketegangan yang selama ini seperti bara dalam sekam kini mulai menyala kembali. Menurut MBS, Israel tengah berupaya memperluas konflik—bukan hanya dengan Iran, tetapi juga dengan melibatkan Amerika Serikat dalam pusaran peperangan. Serangkaian serangan udara yang presisi dan dramatis diduga dirancang untuk memancing keterlibatan langsung Washington.
Namun yang menarik, Iran menahan diri. Negara yang selama ini digambarkan dunia Barat sebagai agresor, justru mengambil langkah penuh perhitungan. Mereka membalas ketika diserang, tetapi tidak gegabah. Tujuannya jelas: bertahan di ambang perdamaian, tanpa mengorbankan hak untuk mempertahankan diri.
Poros Baru di Timur Tengah?
Kata-kata MBS bukan sekadar diplomasi basa-basi. Ia menyiratkan sesuatu yang jauh lebih dalam—kemungkinan lahirnya aliansi strategis baru antara dua kekuatan utama dunia Islam, Iran dan Arab Saudi. Sebuah poros yang dulunya nyaris mustahil karena sejarah panjang ketegangan sektarian dan politik.
Presiden Pezeshkian pun menyambut harapan itu dengan optimisme. Ia menyatakan kesiapan Iran untuk menjalin kerja sama regional demi menghadang provokasi eksternal—terutama dari Israel, yang dianggap memainkan api di antara sekam kerapuhan geopolitik.
Langit Memerah, Dunia Menanti
Sementara itu, di langit yang memerah oleh ledakan, jet-jet tempur F-35 Israel melintas cepat, menyerang fasilitas-fasilitas strategis Iran. Balasan datang tanpa jeda: rudal Iran menyasar jantung instalasi militer Israel.
Konflik ini bukan lagi sekadar perang dua negara. Ini adalah panggung besar kekuatan global—dengan AS di satu sisi, dan dunia Islam yang kini mulai menemukan satu suara di sisi lain.
Timur Tengah di Persimpangan
Dalam lanskap politik yang digerakkan oleh sejarah panjang, sumber daya, dan perebutan pengaruh, pernyataan MBS bisa menjadi batu penanda zaman. Dunia Islam yang sebelumnya terpecah, kini memperlihatkan potensi solidaritas strategis yang bisa mengguncang perimbangan kekuatan global.
Di tengah suara bom dan diplomasi yang membara, satu pertanyaan menggantung: Apakah ini awal dari babak baru perdamaian regional, atau justru pertanda bahwa badai besar belum sepenuhnya datang? (Wan).