Gagas “Rapat Kerja Keluarga”, Anies Dorong Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Jakarta News Terkini

JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Suasana hangat terasa di Sekolah Nizamia Andalusia pagi itu. Bukan hanya karena keceriaan anak-anak, tapi karena kehadiran mantan Menteri Pendidikan dan tokoh pendidikan nasional, Anies Baswedan, dalam kegiatan “IM Goes to School” yang digelar Indonesia Mengajar pada tanggal 13 Juni 2025.

Tema yang diangkat: “Inspirasi Pembelajaran dari Rumah hingga Sekolah” — menjadi panggung refleksi bersama tentang pendidikan yang berpihak pada anak.

Dalam pidato inspirasionalnya, Anies menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar angka atau peringkat, melainkan proses membentuk manusia seutuhnya.

“Pendidikan bukan sekadar angka. Ia adalah proses membentuk manusia yang mampu bertanya, berpikir, dan memberi dampak,” ujarnya dengan penuh semangat.

Anies mengajak para orang tua untuk membangun budaya berpikir kritis di rumah. Menurutnya, anak-anak tidak boleh dibatasi dengan satu cara pandang. Mereka perlu ruang aman untuk bertanya, berdiskusi, dan berkembang.

“Salah satu cara melawan nalar tunggal yang membatasi kebebasan berpikir adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendorong rasa ingin tahu. Di sinilah rumah dan sekolah harus bersinergi.”

Gagasan yang mencuri perhatian banyak peserta adalah ajakan Anies untuk mengadakan “rapat kerja keluarga”. Sebuah istilah sederhana namun sarat makna.

“Tiap keluarga punya nilai yang dijunjung. Mari duduk bersama sebagai ayah dan ibu, menyepakati nilai-nilai itu dalam ‘rapat kerja keluarga’. Anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang humanis dan penuh rasa aman.”

Acara ini juga menjadi panggung sosialisasi Olimpiade Genomik Indonesia (OGI), ajang ilmiah nasional tanpa biaya pendaftaran, yang membuka pintu bagi siswa SD hingga SMA dari seluruh Indonesia untuk mendalami sains berbasis genomik. Pesan yang dibawa jelas: semua anak istimewa dan layak mendapat akses belajar yang adil dan merata.

Tak hanya ceramah, kegiatan juga dirancang interaktif—dengan sesi edukatif antara anak dan orang tua, termasuk eksperimen sains sederhana dan permainan ice-breaking yang menghangatkan suasana. Semua dilakukan dengan satu semangat: membentuk ekosistem belajar kolaboratif antara sekolah, rumah, dan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Indonesia Mengajar kembali menegaskan misinya: menjadikan pendidikan sebagai gerakan bersama, bukan sekadar tugas sekolah. Sebuah langkah kecil, tapi bisa berdampak besar bagi masa depan anak-anak Indonesia (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *