JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM – Pada tanggal 5 Agustus, pasar kripto mengalami gejolak yang signifikan. Harga Bitcoin (BTC) turun drastis, dari US$58.350 menjadi US$52.500 dalam waktu kurang dari dua jam, menyebabkan kepanikan di kalangan investor.
Berdasarkan pantaun Mediajakarta.com, saat berita ini ditulis (5/08/2024), harga BTC telah kembali naik ke level Rp 878.891.179,30 per 1 bitcoin, namun tetap mengalami penurunan 11% dalam 24 jam terakhir.
Penurunan mendadak ini menjadi pertama kalinya BTC diperdagangkan di bawah US$55.000 sejak Februari. Ether (ETH) juga tidak luput dari dampaknya, turun 21% ke level terendah US$2.291.
Data dari CoinGlass menunjukkan 208.200 trader mengalami likuidasi dengan total nilai kumulatif lebih dari US$800 juta atau setara dengan Rp12,8 triliun, dengan 90% merupakan posisi long.
Penyebab Harga Bitcoin Terjun Bebas
Penurunan tajam harga Bitcoin ini disebabkan oleh kombinasi ketidakpastian ekonomi makro dan ketegangan geopolitik.
Para analis menunjuk beberapa faktor utama:
- Pemilihan Umum AS: Ketidakpastian politik menjelang pemilihan umum, dengan Wakil Presiden Kamala Harris unggul dalam jajak pendapat melawan Donald Trump yang pro-kripto, menimbulkan kekhawatiran tentang kebijakan kripto di masa mendatang.
- Fluktuasi Suku Bunga: Keputusan Bank Jepang untuk menaikkan suku bunga menyebabkan aksi jual tajam di pasar saham Jepang, dengan indeks Nikkei 225 turun sebesar 7,1%, yang turut memengaruhi pasar kripto.
- Tensi Geopolitik: Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah turut memicu volatilitas pasar.
- Pembaruan Ekonomi Makro: Angka penggajian yang lebih rendah dari perkiraan dan pergerakan signifikan dalam saham menambah tekanan pada pasar.
- Investigasi CFTC: Pergerakan Jump Crypto sebesar ratusan juta dolar dalam aset kripto di tengah investigasi CFTC semakin membuat investor takut.
Rich Rosenblum, salah satu pendiri perusahaan perdagangan GSR, menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut secara kolektif menyebabkan lonjakan likuidasi pasar. “Jika terjadi keruntuhan makro atau geopolitik, mirip dengan Maret 2020, kita cenderung melihat kripto menanggung bebannya,” ujarnya seperti dikutip Mediajakarta.com dari coinvestasi.com (05/08/2024).
Peluang Pembelian Menurut Analis
Meski pasar sedang turun, beberapa analis melihat ini sebagai peluang pembelian yang potensial. Ryan McMillin, kepala investasi di Merkle Tree Capital, mencatat bahwa harga Bitcoin saat ini dapat dilihat sebagai titik terendah dari kisaran lima bulannya, yang menghadirkan kondisi pembelian yang menguntungkan.
Rich Rosenblum menambahkan bahwa peningkatan pencetakan uang sebagai respons terhadap tantangan ekonomi dapat membuat Bitcoin lebih menarik bagi investor. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka yang berani mengambil risiko di tengah ketidakpastian pasar.
Tetap pantau terus perkembangan pasar kripto untuk mengetahui langkah selanjutnya yang perlu diambil (Wan).