JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2022, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta mengajak masyarakat melakukan deteksi dini terhadap kanker dan membuka kolaborasi membantu pasien kanker.
Melalui kampanye Close the Care Gap – Give to Relief, Ketua YKI DKI Jakarta Fery Farhati memberikan perhatian lebih kepada pasien kanker kolorektal yang membutuhkan bantuan kantong stoma (stoma bag). Gerakan ini diharapkan menjadi gerakan nasional ketika seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dalam bentuk donasi uang atau kantong stoma melalui cabang YKI di seluruh Indonesia.
“Selama ini, YKI Jakarta membagikan kantong stoma secara gratis, tetapi untuk jumlah yang terbatas. YKI Pusat juga sudah memberikan kantong stoma bersubsidi yang bisa diakses dari berbagai daerah,” ujar Farhati melalui keterangan tertulis pada Kamis, (3/2).
Dia menambahkan, “Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, diharapkan ketersediaan kantong stoma bisa lebih merata terpenuhi dengan baik.”
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Dwi Oktavia TL, M.Epid menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melihat penyakit kanker sebagai masalah yang penting dan harus diatasi bersama.
Pemprov DKI berupaya melakukan langkah-langkah promotif, preventif dan kuratif dengan menerapkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, melakukan deteksi dini, dan memberikan pengobatan melalui rehabilitasi pasien kanker.
“Tatanan ini dapat dilakukan di semua aspek dengan mendapat dukungan dari keluarga, survivor, komunitas dan penyintas yang sudah kami kenal dengan baik. Sehingga, kami mendapatkan masukan dan ditindaklanjuti sebagai upaya dalam menanggulangi kanker ini bersama-sama,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana Peringatan Hari Kanker Sedunia YKI 2022 dr. Nadia Ayu Mulansari mengatakan, peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini diselenggarakan oleh YKI Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan mengajak seluruh masyarakat meningkatkan kepedulian dan kesadaran untuk mengambil peran dalam mencegah kanker.
Di tengah pandemi saat ini, pihaknya terus berupaya menjalankan tata laksana kanker dari hulu sampai hilir. “Mulai dari aspek edukasi, hingga pelayanan suportif paliatif kami lakukan, dengan membuka layanan hotline dalam memberikan informasi kepada pasien yang takut berobat karena pandemi,” tuturnya.
Masalah kanker bukan hanya masalah di Indonesia, tetapi juga masalah di dunia karena angka pesakitan atau kematian cukup tinggi, terutama di negara berkembang. Menurut data GLOBOCAN 2020, kanker tertinggi di Indonesia didominasi oleh 2 jenis, yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim/serviks, lalu diikuti kanker paru dan kanker kolerektum pada laki-laki.
Masalah kanker di Indonesia yang banyak terjadi adalah pasien datang pada stadium lanjut yang berdampak pada efektivitas pengobatan maupun pada kualitas hidup. “Seluruhnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini yang tentunya bisa menyelamatkan pasien dengan melakukan tata laksana yang tepat, pada waktu yang lebih cepat datang, sehingga bisa menambah waktu kesembuhan dan hidup lebih berkualitas,” tandasnya. (Red)