JAKARTA, BISNISASEAN.COM- Pasca Go-jek melebarkan sayapnya ke Vietnam pada 12 September lalu dengan brand Go-Viet dan menjadikannya sebagai aksi korporasi pertama di luar Indonesia.
Saat ini manajemen Go-jek dikabarkan sedang terlibat dalam pembicaraan untuk mencari tambahan modal USD 2 miliar atau setara Rp 29,77 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.885) yang akan digunakan untuk ekpansi Go-jek ke negara-negara ASEAN.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), modal baru ini rencananya digunakan untuk mempercepat ekspansi bisnis di luar negeri terutama di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini, Go-jek telah memperoleh suntikan modal dari Tencent Holding, Temasek Holding hingga Warburg Pincus.
Perusahaan startup yang memiliki valuasi tertinggi di sektor teknologi di Indonesia ini tengah memperluas pasarnya ke Asia Tenggara dan juga tengah menghadapi persaingan ketat dengan rivalnya, Grab. Go-jek sendiri menargetkan mampu memperoleh suntikan modal USD 3 miliar sepanjang 2018.
Go-jek ditulis SCMP, merupakan perusahaan startup yang awalnya masuk ke bisnis ojek online kemudian memperluas layanannya ke sektor pembayaran, pemesanan makanan hingga pembelian tiket bioskop.
“Ada faktor yang bisa diperoleh, bukan sekadar wilayah tapi di sektor berbeda, apakah itu pengiriman atau pembayaran,” tulis Managing Partner Monk Hill Ventures Kuo-Yi Lim.
Sementara itu Go-jek telah melangkah masuk untuk bersaing dengan Grab di pasar Asia Tenggara. Go-jek telah bertransformasi dalam beberapa tahun belakang dengan melakukan akuisisi guna membangun kelompok bisnis di berbagai sektor.
“Kita tengah membangun fondasi yang kuat untuk membuat perubahan di Indonesia dan Asia Tenggara karena kita berekspansi,” ungkap Presiden Go-jek Andre Soelistyo dalam panel di Milken Institute Asia Summit.
Pada 12 September lalu, Go-jek melakukan soft launching layanan pemesanan kendaraan dan pengiriman barang di Vietnam. Go-jek masuk dengan brand Go-Viet.
Hingga saat ini, aplikasi Go-Viet telah diunduh sebanyak 1,5 juta kali dalam 6 minggu dan memiliki 25.000 pengemudi yang telah bergabung dalam aplikasi ini. Go-Viet juga berencana menambahkan layanan pemesanan mobil, pemesanan makanan dan uang elektronik di Vietnam.
“Konsumen membutuhkan berbagai pilihan dan pasar perlu persaingan agar industri bisa tumbus dengan baik,” kata CEO Go-jek Nadiem Makarim.
Selain Vietnam, Go-jek juga merencanakan masuk ke Thailand, Singapura, dan Filipina. Hingga saat ini, Go-jek telah memiliki nilai USD 5 miliar dan memperoleh dana suntikan terbaru sampai USD 1,5 miliar. (KC/BA)