Peta Laos (warna putih) di tengah negara-negara Asia Tenggara lainnya. |
BANKOK, BISNISASEAN.COM- Komisi Sungai Mekong pada Rabu menyambut keputusan pemerintah Laos menangguhkan persetujuan pembangunan bendungan baru sementara meninjau semua dam, yang dibangun, setelah bagian dari pembuatan pembangkit tenaga air runtuh pada bulan lalu.
Satu bendungan bantu, bagian dari pembangkit listrik tenaga air Pian Xe-Namnoy di Provinsi Attapeu, Laos selatan, runtuh pada 23 Juli, menewaskan sedikit-dikitnya 39 orang. Lebih dari 90 orang masih hilang.
Keruntuhan bendungan itu membuat ambisi Laos membangun sejumlah bendungan mendapat perhatian dan menggarisbawahi kekhawatiran, yang diangkat kelompok lingkungan hidup.
“Komisi Sungai Mekong (MRC) menyambut keputusan sangat dihargai dan progresif tersebut … bahwa negara itu akan meninjau semua bendungan, yang sudah ada dan yang dalam pembangunan, dan menangguhkan pertimbangan semua investasi di proyek bendungan dengan mempertimbangkan keruntuhan dam Xepian Xenamnoy,” kata MRC seperti dikutip dari Reuters.
Laos, salah satu negara termiskin di Asia, berharap menjadi “Battery of Southeast Asia” dengan menjual listrik ke nagara-negara tetangga dari serangkaian bendungan tenaga air.
Negara yang terletak di wilayah daratan itu menjual banyak listriknya ke luar negeri. Ekspor listrik Laos tercatat sekitar 30 persen dari nilai ekspornya.
Laos mengoperasikan 46 pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2017, dengan 54 lagi dalam proses pembangunan atau sedang dalam konstruksi.
Namun, kelompok konservasi memperingatkan dampak dari proyek itu atas lingkungan hidup dan komunitas-komunitas pedesaan yang bergantung pada Sungai Mekong.
MRC, lembaga antarpemerintah, yang bertugas bersama dengan pemerintah kawasan untuk mengelola sumber daya dan pengembangan Sungai Mekong, menyatakan langkah Laos “membawa harapan baru bagi jalur kurang kontroversial, lestari dan lebih optimal bagi pengembangan salah satu sungai terbesar di dunia itu”.(Reuters/Ant/BA)