Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto : Kemlu. |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan ASEAN harus memperkuat sentralitas dan kesatuan, serta semakin responsif terhadap strategi pembangunan.
“Ada dua tantangan eksternal dan internal yang terus dihadapi ASEAN. Secara eksternal bagaimana menjaga ASEAN tetap relevan terhadap dinamika kawasan, dan secara internal bagaimana mengupayakan kegunaan ASEAN untuk masyarakat ASEAN secara ekonomi, politik, dan sosial,” kata Menlu saat menyampaikan pidato Peringatan 51 Tahun ASEAN di Jakarta, Rabu.
Sejak didirikan pada 1967, ASEAN telah melalui perjalanan panjang dan bertransformasi dari kawasan yang berseteru menjadi Asia Tenggara yang damai dan bersahabat.
ASEAN, menurut Menlu Retno, telah berubah diri dari kantong kemiskinan menjadi wilayah yang memiliki banyak peluang serta menciptakan ekosistem stabil dan makmur.
“ASEAN akan terus berkontribusi untuk perdamaian bahkan di luar Asia Tenggara, karena mekanisme ASEAN telah berkembang ke keamanan regional dan arsitektur ekonomi,” tutur dia.
ASEAN, Menlu melanjutkan, memang kerap kali dikritik karena kelambanannya merespons berbagai isu dan dinamika regional serta global, tetapi kritik itu harus dipandang sebagai masukan yang membangun untuk perkembangan ASEAN pada masa depan.
“Suka atau tidak, ASEAN harus tetap menjadi pusat strategis termasuk dalam diskusi mengenai Indo-Pasifik,” kata mantan Dubes RI untuk Belanda itu.
Sentralitas dan peran ASEAN untuk menciptakan kawasan yang damai dan stabil telah didukung oleh banyak negara mitra, juga dalam pengembangan konsep Indo-Pasifik yang dibahas para menteri luar negeri dan mitra dialog ASEAN dalam KTT Asia Timur (East Asia Summit/EAS) yang diselenggarakan di Singapura, minggu lalu.
“Kita yakin dengan sentralitas ASEAN, kita akan maju cepat. Kalau sentralitas ASEAN itu didukung dan diakui banyak negara pihak dan mitra kita, maka yang paling penting itu adalah menjaga kesatuan ASEAN itu sendiri,” kata Menlu.(Ant/BA)