![]() |
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Richard (Mike) Pompeo. Foto : gettyimages |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Richard (Mike) Pompeo akan melakukan kunjungan sejumlah negara di Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia pada 1-5 Agustus 2018 mendatang.
Menlu Pompeo dalam kunjungannya akan membahas sejumlah isu di kawasan di antaranya, Laut Cina Selatan (LCS), denuklirisasi Korea Utara. Serta gagasan Indo Pasifik yang didukung Amerika Serikat.
“Di Jakarta, 4-5 Agustus, lawatan Menlu akan memperkuat Kemitraan Strategis AS-Indonesia menjelang perayaan 70 tahun hubungan diplomatik bilateral pada 2019,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert dalam rilisnya yang diterima Bisnisasean.com (31/7/2018).
“Menlu akan membahas keamanan, perdagangan bilateral dan investasi menegaskan sentralitas ASEAN dan menyoroti kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Nauert.
Di Kuala Lumpur, Malaysia yang menjadi pijakan pertama, Menlu Pompeo akan bertemu pejabat senior untuk membahas penguatan Kemitraan Komprehensif, keamanan serta ekonomi bersama, “berdasarkan nilai-nilai demokrasi bersama, menyusul transisi pemerintahan yang damai dan bersejarah beberapa waktu terakhir di Malaysia,” kata Nauert.
Dari sana Menlu Pompeo akan berkunjung ke Singapura untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri tahunan ASEAN, 3-4 Agustus 2018. Kehadiran Menlu Pompeo dalam pertemuan para menlu ASEAN tersebut bertujuan untuk ‘mendukung visi Amerika Serikat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.’
“Dia akan terlibat dengan para menlu di kawasan yang banyak memiliki tantangan keamanan ini, mempromosikan ketertiban berdasarkan hukum, memperkuat komitmen kami untuk kemitraan di kawasan Mekong, serta menegaskan dedikasi AS bagi ASEAN serta sekutu-sekutu kami di kawasan,” kata Nauert.
Disebutkan pula bahwa Menlu Pompeo akan membahas visi AS soal denuklirisasi Korea Utara, menegakkan hukum internasional di Laut Cina Selatan serta terorisme. Menlu Pompeo juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan untuk memperkokoh hubungan bilateral AS-Singapura.
“Menlu akan menandatangani pembaruan Program Pelatihan Ketiga untuk membangun kapasitas di seluruh Asia Tenggara serta mendukung peran signifikan Singapura sbagai Ketua ASEAN saat ini,” kata Nauert. Dilansir kantor berita Jepang, Kyodo, Menlu Pompeo mengumumkan investasi baru AS di bidang teknologi, energi dan infrastruktur di kawasan Indo Pasifik senilai 113 juta dolar AS atau sekitar 1,6 triliun rupiah.
Dalam pidatonya di Kamar Dagang dan Industri AS di Washington DC, Senin (30/7) tersebut, Menlu Pompeo menyatakan Amerika Serikat tidak akan pernah mengejar dominasi di Indo Pasifik dan menegaskan bahwa ‘kami akan menentang negara mana pun yang melakukannya.’ “Pemerintahan Trump berkomitmen untuk memperluas keterlibatan ekonomi di kawasan Indo Pasifik,” kata Menlu Pompeo. “Kami meyakini kemitraan strategis dan bukan ketergantungan strategis.”
Inisiatif baru AS tersebut dilansir di tengah kekhawatiran Washington atas meluasnya pengaruh Cina di Asia di saat Beijing mengejar kebijakan ‘One Belt, One Road’ (OBOR) yang menghubungkan negara-negara di sepanjang rute perdagangan kuno, Jalan Sutra. Washington mengecam kebijakan investasi Cina sebagai contoh ‘ekonomi predator’. Investasi ‘ekonomi predator’ Cina dinilai AS tidak menciptakan lapangan kerja maupun pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara penerima investasi. Sebaliknya, meninggalkan hutang yang menumpuk.(BA)