Pengembangan Property di Jiakarta. Ilustrasi |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM- Perkembangan bisnis property di Indonesia belakangan ini kurang menunjukkan trend positif. Namun, situasi itu diyakini akan normal kembali setelah perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
“Kita optimistis bisnis properti di Indonesia akan kembali pulih setelah perhelatan Pemilihan Presiden 2019. Itu artinya 2020 mulai take off,” terang CEO Supporting Property Agung Sedayu Group Richard H Kusuma, Kamis (26/7/2018).
Menurut dia, setelah Pilpres nanti, ada semacam kepastian bagi pengusaha dan investor untuk melakukan ekspansi bisnis.
“Sekarang kan kebanyakan masih wait and see. Banyak juga investor yang menahan untuk membelanjakan uangnya,” tambah Richard.
Richard tak menampik saat ini kondisi pasar memang sedang susah. Perlambatan terjadi di seluruh sub sektor properti. Mulai dari perkantoran, apartemen, perumahan, hingga ruko.
Kendati demikian, proyek-proyek Agung Sedayu Group yang tengah dikembangkan, akan terus diselesaikan. Sebut saja District 8 di Sudirman Central Business District (SCBD), dan Fatmawati City Center di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Bahkan, di District 8 terdapat calon gedung tertinggi kelima di Indonesia yakni Treasury Tower. Agung Sedayu Group menggandeng Wiratman and Associates sebagai perancang gedung ini. Menjulang 279,5 meter, Treasury Tower mencakup 57 lantai yang merupakan perkantoran.
“Perusahaan yang sudah konfirmasi untuk berkantor di sini adalah Q and B,” ungkap Richard.
Tahun 2019, gedung ini diproyeksikan rampung konstruksinya dan segera dioperasikan. (KP/BA)