Ciletuh – Palabuhan Ratu Geopark (Foto: Ciletuhpalabuhanratu.org) |
PALABUHAN RATU, BISNISASEAN.COM, – Akhir Desember 2017 ini, tepat 2 tahun usia Masyarakat Ekonomi Asean. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan gagasan pembentukan pasar bebas regional Asean ini berjalan, Bisnisasean.commengunjungi Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang hanya berjarak sekitar 3 jam perjalanan dengan mobil dari Jakarta.
Sukabumi adalah salah satu kabupaten yang kaya sumberdaya alam, yang juga dihuni ratusan industri nasional dan global.Salah satu grup industri raksasa Asia Tenggara yang hadir di Sukabumi adalah Siam Cement Grup (SCG), konglomerasi industri manufaktur asal Thailand, yang hadir di kabupaten ini melalui anak usahanya PT Semen Jawa. “Semen Jawa industri terbesar di Sukabumi. Mereka sudah merintis pabriknya disini sejak sebelum MEA, mulai beroperasi 2 tahun lalu bersamaan dengan kehadiran MEA,” ujar Agus Mulyadi, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukabumi kepada Bisnisasean.
Menurut Agus, kehadiran pabrik semen PT Semen Jawa ini cukup bagus dalam mendorong image keterbukaan investasi Asean di Sukabumi, sekaligus juga menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Di Sukabumi bercokol industri-industri global yang mensuplai kebutuhan konsumsi masyarakat Jakarta. Seperti Aqua Golden Missisipi (air mineral), Pocari Sweet (air mineral), Yakult(minuman), Krating Daeng (minuman), Chevron (panas bumi), Indonesia Power (PTGU), Samsung (elektronika), GSI (Garment), dan lain-lain.
“Ada lebih 200 perusahaan besar, sekitar 120 diantaranya cabang perusahaan global dan regional,” ujar Toha Wildan, Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukabumi (8/12).
Menurut Toha Wildan, pihaknya belum secara khusus membuat program promosi untuk menarik investasi antar negara Asean untuk membuka usahanya di Sukabumi. Memang ada beberapa kali ikut pameran industri di sejumlah kota di Asean, namun upayanya itu belum dilakukan secara masif dan kontinyu. “Selain SCG, dulu Charoen Phokpand juga sempat mau membuka usaha disini tapi belum tahu perkembangannya. Kalau sejak MEA, pernah ada investor dari Thailand yang sempat mengurus izin usaha pengolahan hasil perikanan tangkap, tapi kita belum tahu perkembangannya. Juga ada perusahaan dari Malaysia yang sempat presentasi, tapi belum jelas kelanjutannya. Beberapa bank dari Malaysia sudah berdiri disini,” ujar Toha.
Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten kaya sumber daya alam, seperti pertambangan, energi, perikanan laut dan darat, peternakan, pertanian, dan pariwisata. Saat ini Kabupaten Sukabumi sedang mempromosikan kawasan wisata Ciletuh – Palabuhan Ratu National Geopark.
Sebuah destinasi wisata baru berupa pantai dan pegunungan sepanjang lebih 120 kilometer dari Cisolok hingga Ujung Genteng. Di dalam taman wisata geopark ini ada banyak spot wisata menarik seperti wisata pantai, tempat surfing, wisata budaya tradisional masyarakat Sunda, wisata konservasi satwa, pegunungan karts dan bebatuan kuno, dan lain-lain. Termasuk kawasan Pantai Palabuhan Ratu yang selama ini sudah sangat populer, setiap tahun dikunjungi ribuan wisatawan lokal maupun turis asing. “Kalau ada investor dari Asean tertarik kita siap menampung, terutama untuk pariwisata. Kami ingin menghubungkan Ciletuh – Palabuhan Ratu Geopark dengan destinasi-destinasi wisata lain di Asia Tenggara dan Pasifik. Kami ingin wisatawan yang sudah sampai Bangkok, Kuala Lumpur, Bali, dan Singapura, bisa terhubung langsung ke Sukabumi. Untuk itu juga sedang direncanakan membangun bandara baru di kawasan potensial ini,” tambah Toha Wildan. ***
Why