![]() |
Superblok Orchad Park Batam |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM – Letak kota Batam yang strategis, yakni berada di segitiga emas pusat pertumbuhan ekonomi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yaitu Batam – Singapura – Johor Bahru, membuat perusahaan properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tergiur semakin meningkatkan investasinya di kota industri ini.
Setelah sejak 2013 lalu membuka superblok Orchad Park Batam seluas 42 hektar di kawasan Batam Center, tahun 2017 ini Agung Podomoro akan mulai membangun 2 tower apartemen Orchad View Batam di dalam kawasan Orchad Park.
“Pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun Batam selalu diatas 7 persen, atau diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, itu sudah bisa menjadi alasan bagi kami untuk semakin meningkatkan investasi di kota ini,” ujar Agung Wirajaya, Asisten Vice President Marketing Residensial Agung Podomoro Land, di Jakarta ( 23/12).
Selain itu, harga properti di Batam yang masih jauh lebih murah dibandingkan harga apartemen di Singapura dan Johor Bahru, membuat potensi pasar properti Batam sangat prospektif.
“Kita sudah lakukan test pasar pada Nopember lalu, ketika kami umumkan rencana pembangunan apartemen (Orchad View Batam) ini, responnya sangat bagus. Bahkan, sudah masuk 300 pemesan, sementara pembangunan apartemennya baru akan dimulai Maret 2017 ini,” tambah Agung Wirajaya.
Pemerintah pusat sendiri sejak pertengahan 2016 lalu, telah memberikan sinyal akan mengubah status istimewa Batam dari Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan berlakunya status pasar bebas regional Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak akhir 2015 lalu, maka status FTZ Batam dipandang sudah tidak relevan lagi.
Namun, Batam akan tetap menjadi wilayah istimewa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, namun dengan status baru sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dalam status baru ini, yang kini tengah disusun undang-undangnya, Batam akan lebih membebaskan arus investasi masuk dan menjadikan Batam sebagai wilayah suaka pajak (Tax Heaven).
Orang asing kemungkinan juga akan dipermudah untuk memiliki dan membeli properti di Batam dan propertinya bisa dijadikan sebagai jaminan usaha.
Dengan perubahan status itu, Batam diperkirakan akan mengalami booming permintaan properti di tahun 2017 ini terutama untuk hunian tapak, perkantoran, dan apartemen.
Sehingga, wajar saja jika hampir semua pengembang besar seperti tengah berlomba-lomba menancapkan kuku bisnisnya di Batam. Selain Agung Podomoro Land yang hadir di Batam melalui superblok Orchard Park Batam, juga hadir Ciputra Group dengan megaproyek Citra Land Megah, dan Sinar Mas Land Group dengan megaproyek kawasan bernama Nuvasa Bay.
Dengan posisi strategis Batam dan prospek bisnis MEA yang semakin membesar di tahun depan, wajar jika banyak pengusaha Indonesia juga mulai membidik untuk investasi properti di Batam.
“Sekitar 40 persen dari pembeli apartemen kami pengusaha dari Kepulauan Riau sendiri, 40 persen dari Jabodetabek, dan 20 persennya lainnya berasal dari berbagai kota di Indonesia,” ujar Agung Wirajaya.
Apartemen Orchad View Batam rencananya akan terdiri dari 500 unit apartemen tipe studio, tipe 2 bedroom, dan tipe 3 bedroom, yang dijual dari harga termurah sekitar Rp 400 juta untuk unit apartemen terkecil hingga lebih Rp 1 miliar.***
Wahyuana