Pasar E-commerce Asean Terus Booming

AEC AEC. MEA Alibaba ASEAN Asean Economic Commnutity Bisnis Asean Bisnis Online Indeks Indonesia Malaysia News Singapura Thailand

JAKARTA, BISNISASEAN.COM – Pasar e-commerce Asean, kini yang paling menjanjikan di dunia, menggeser pasar Cina yang mulai jenuh.

Apalagi sejak berlaku pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun lalu, banyak investor global membidik pasar baru ini.
Negara-negara Asean seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam, kini sedang mengalami booming e-commerce.
Situasi ini dilatarbelakangi oleh pasar ritel berbasis internet yang masih belum banyak berkembang di Asia Tenggara, karena penetrasi internet yang masih rendah dan daya beli online yang masih kurang.
Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang terus bagus dengan jumlah kelas menengah yang terus meningkat pesat, dan dibarengi dengan pertumbuhan layanan internet yang semakin merata di seluruh wilayah Asean, membuat jumlah pembeli online di kawasan ini terus meningkat pesat.
Jumlah pengguna internet di kawasan Asean, kini diperkirkan baru sekitar 40 persen dari total 600 juta penduduk Asean, yang menunjukkan kawasan ini masih memiliki banyak ruang untuk semakin berkembang.
Laporan pasar e-commerce Asean 2016 yang dikeluarkan oleh grup bisnis Temasek dan Google mengatakan, tingkat pertumbuhan pengguna internet di Asean diperkirakan mencapai 14 persen per tahun pada 2020, jauh diatas Cina 4 persen, dan Amerika Serikat 1 persen. Ini menunjukkan potensi pasar yang akan terus meningkat di Asean dibanding di kawasan lain yang telah lebih modern.
Menurut survey terbaru, jumlah konsumen digital Asean, atau mereka yang berusia 16 tahun dan telah telah terbiasa dengan internet, akan mencapai 150 juta di tahun 2015. Dari jumlah itu, sekitar 100 juta, atau 75 persen barang yang mereka konsumsi dibeli secara online.
Pasar Indonesia menempati peringkat pertama dengan 51 juta konsumen digital, diikuti Vietnam 31 juta, Filipina 28 juta, Thailand 23 juta, Malaysia 14 juta, dan Singapura 3 juta.
Secara khusus, pasar e-commerce Asean juga memiliki kateristik yang sedikit berbeda dibanding di negara-negara lain. Misalnya, pasar ritel online di Amerika Serikat dan Korea tumbuh berbasis belanja melalui internet PC. Namun di Asean, booming e-commerce tumbuh dengan lebih banyak konsumen mengakses melalui smartphone.
Pasar e-commerce di Asean memang baru mencapai 0,8 persen dari seluruh pasar penjualan ritel, namun diperkirakan akan meningkat pesat hingga 6,4 persen di tahun 2025. Total nilai perdagangan e-commerce Asean 2015 baru sekitar 5,5 miliar dolar Amerika Serikat (atau sekitar Rp 77 triliun), diharapkan meningkat menjadi 8,8 miliar dolar Amerikat Serikat (sekitar Rp 120 triliun) pada tahun 2025.
Pemain Global                                                                                                        
Dengan potensi sebesar itu, para pemain global kini saling berebut pasar Asean.
Transaksi terbesar terjadi pada April 2016 lalu, ketika perusahaan e-commerce terbesar Cina, Alibaba, membeli sahan mayoritas perusahaan e-commerce terbesar Asean yakni Asia Lazada Grup sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 14 triliun). Ini investasi terbesar Alibaba di pasar luar negeri. 
Dengan penguasaan ini, Alibaba melalui Lazada kini menguasai pasar e-commerce di Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Raksasa ritel online Amerika Serikat, Amazon, pada Juni, juga telah memutuskan berinvestasi  600 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 84 miliar) untuk memperluas platform e-commerce bagi pasar Indonesia.
Perusahaan Jepang, Jepang SoftBank dan perusahaan ventura Sequoia Capital, juga telah membeli saham startup e-commerce Indonesia, Tokopedia, sebesar 100 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 14 miliar).
E-bay, juga raksasa e-commerce dari Amerika Serikat, tahun ini juga telah membeli Qoo10, mal online yang berbasis di Singapura.
Perusahaan-perusahaan Korea tak mau ketinggalan memanfaatkan pertumbuhan pasar e-commerce Asean untuk memasarkan popularitas produk-produk Korean Wave dan Hallyu. Pada 20 September lalu, perusahaan jasa pengiriman terbesar Korea Selatan, CJ Korea Express, telah menandatangani kontrak layanan pengiriman internasional dengan Lazada. Dengan kontrak ini, para penggemar Korea Wave asal Asia Tenggara kini dapat memesan produk-produk asli Korea melalui situs Lazada.
Pada hari yang sama, badan promosi perdagangan dan investasi Korea, KOTRA, juga menjalin kontrak kerjasama dengan Qoo10 untuk memulai program dukungan online bagi UKM-UKM Korea untuk mengekspor produk-produk mereka ke Asia Tenggara, yang dapat dibeli online melalui Qoo10.
Perusahaan Korea, SK Planet, juga telah membuka mal online, Elevenia, di Indonesia pada 2014, dan 11street di Malaysia pada 2015.
“Dengan lebih banyak perusahaan Korea memasuki jaringan Asean e-commerce, seperti Lazada, ekspor barang-barang konsumsi asal Korea, seperti telepon seluler, kosmetik, makanan, dan produk fashion, akan mengalami kenaikan tajam,” ujar Roh, Direktur Regional Asia KOTRA In-ho, seperti dikutip dari Korean Times. ***

Korean Times | Why

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *