![]() |
Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Desi Ratnasari. Foto : Fraksi PAN. |
MAKASSAR.EDITOR.CO.ID- Kader partai politik yang unggulan adalah kader yang selalu mengutamakan kepentingan bersama dan tidak meninggikan ego pribadi.
Hal itu disampaikan oleh Andi Jamaluddin Jafar, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan, saat menerima kunjungan tim #KaderBackpacker #SabangMerauke Sulsel, Senin (13/06/2016) lalu.
Berbicara di ruang kerjanya, Jamaluddin membeberkan sejumlah kriteria kader yang baik. Menurutnya, kader haruslah memiliki strategi sarang laba-laba.
“Itu stategi jaringan, dimana serangkaian benang yang menyatu antara satu dengan yang lainnya, dan setiap benang tersebut mengikat ke benang yang lain, sehingga membentuk formasi seperti jala yang kuat,” jelas arsitek strategi pemenangan PAN di Sulsel itu.
Artinya, kemenangan kader ditentukan sejauh mana relasi tersambung dan sekuat apa kekuatan relasi itu. Inilah yang menurutnya merupakan kunci utama kemenamgan. Tentu saja strategi ini membutuhkan kerja keras, serta kualitas yang unggul dari seorang kader.
“Kalau dirasa dalam petarungan itu kalah, maka jangan sesekali maju untuk bertempur. Tiada kata tempur kecuali yakin kemenangan ada di pihak kita,” ungkap Jamal.
Sulawesi Selatan memang merupakan salah satu basis terkuat PAN. Terbukti di daerah ini PAN mampu mengantarkan 88 orang kadernya menjadi duduk di kursi legislatif. Menurutnya, prestasi ini terutama berkat kerjasama yang baik di struktural DPW PAN Sulsel yang dipimpin Ashabul Kahfi.
Kepada #KaderBackpacker Jamal menekankan, partai yang tangguh adalah partai yang mampu memordenisasi dirinya. Sesuai dengan jargonnya sebagai partai perubahan dan inovasi, maka perubahan terus dilakukan oleh PAN, baik secara internal di tubuh partai sendiri, maupun ektsernal yaitu output yang baik sebagai pengejawantahan dari kader yang berkualitas.
“Untuk mendapatkan ikan yang besar maka perbesarlah kail dan umpannya. Untuk meraih kemenangan pilkada serentak 2019 mendatang, maka sempurnakanlah terlebih dahulu kualitas kader yang akan bertarung nanti,” jelasnya.
Hal itulah, lanjut Jamal, yang membuatnya merasa harus sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Badan Perkaderan PAN dengan mendirikan sekolah politik kerakyatan (SPK). Sebab berjuang menciptakan kader-kader unggulan serta memberdayakan para kadernya untuk menciptakan kualitas, memang menjadi tanggungjawab partai.
“Tanggung-jawab itu merupakan agenda mendesak bagi partai yang harus diselesaikan. Sehingga pada saat itulah kita akan melihat PAN akan betul-betul menampakkan cahayanya yang benderang, sebab kader adalah jantung partai,” ujar Jamal memungkasi dialog dengan Tim #KaderBackpacker #SabangMerauke di Sulsel. (Miftakhul Rozaq/Khairul Fahmi)