![]() |
Gudang Lazada |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM, – Perusahaan digital raksasa asal Cina, Alibaba Group, Selasa (12/4/2016), mengumumkan membeli saham mayoritas perusahaan retail online terbesar Asia Tenggara, Lazada Group.
Dikutip dari Techinasia, Alibaba menggelontorkan uang senilai 1 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara Rp 13,2 triliun, untuk membeli saham Lazada.
Dalam pernyataannya kepada media, Alibaba membagi investasi itu dalam 2 skema, yakni pembelian saham baru Lazada senilai 500 juta dolar, dan pembelian saham investor lama seperti Rocket Internet (founder), Tesco, dan AB Kinnevik, senilai 500 juta dolar.
Akuisisi ini, kini menjadi rekor baru pembelian saham perusahaan online terbesar di Asia Tenggara.
Di Indonesia, Lazada merupakan retail online terbesar yang menguasai 60 persen pasar perdagangan online.
Miliuner Cina, Jack Ma, pendiri dan sekaligus pemilik Alibaba, memang telah merencanakan untuk meningkatkan 50 persen pendapatan usahanya dari pasar luar negeri.
Pasar online Cina yang tumbuh pesat, dipandang akan segera memasuki masa stagnan. Sehingga perlu perluasan pasar baru. “Globalisasi merupakan strategi kami agar Alibaba terus tumbuh kedepannya,” ujar President Direktur Alibaba, Michael Evans.
Dengan akuisisi ini, kini Alibaba menjadi pemain utama pasar retail online Asia Tenggara. Menilik mayoritas barang yang dijual Alibaba adalah produk-produk dari Cina. Kini, barang-barang ‘made in china’ akan semakin membanjiri pasar online Asean.
![]() |
Lazada |
Menurut situs Bussines Wire, dengan jumlah penduduk Asean lebih 600 juta jiwa, jumlah pengguna internet sekitar 200 juta, angka penetrasi bisnis online masih dibawah 3 persen, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap tahun, menjadikan pasar digital Asia Tenggara sangat menggiurkan para investor global.
“Akuisisi ini akan memudahkan kami mencapai goal menjangkau 560 juta konsumen Asean. Dengan hadirnya teknologi Alibaba, ini akan memperluas pasar dan mempermudah konsumen mendapatkan layanan,” jelas Max Bitter, CEO Lazada Group.
Tahun lalu Alibaba juga membeli saham retail online terbesar India, Snapdeal. Juga meluncurkan portal Ali Express untuk menyasar pasar retail online Rusia dan Brasil yang sedang tumbuh.
“Mereka memang memiliki uang tunai besar, sehingga bisa melakukan investasi semacam ini. Mereka juga mencari pemicu untuk menjaga pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang,” ujar analis Business Times (12/4/2016).
Dengan akuisisi ini, Rocket Internet, perusahaan digital Jerman pendiri Lazada, kini tinggal menguasai sekitar 8,8 persen saham Lazada. Menurut Rocket Internet, dengan masuknya investor baru ini, membuat nilai jual Lazada kini sekitar 1,5 miliar dolar, atau sekitar Rp. 19,7 triliun.
Salah satu pemegang saham Rocket Internet adalah taipan asal Indonesia, Salim Group. Namun belum diketahui berapa besar penguasaan sahamnya.
Global Vs Lokal
Lazada sebenarnya pemain baru di pasar online Asia Tenggara. Masuk Asean empat tahun lalu, Maret 2012. Sebelumnya, sudah banyak retail online lokal di setiap negara di Asean.
Lazada menggarap segmen bisnis B to C (bussines to consumer), yakni model bisnis mirip seperti toko grosir yang menyimpan barang dan memiliki pergudangan, dan kemudian melayani penjualannya lewat internet.
Di Asia Tenggara, Lazada beroperasi di Indonesia, Thailand, Malaysia,Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Negara
|
Url
|
Rangking
Pasar
(B to C)
|
Jumlah penduduk (juta)
|
Pasar E-commerce
(miliar dolar US)
|
Kompetitor lokal
|
Indonesia
|
lazada.co.id
|
1
|
256
|
115,5
|
mataharimall.com
|
Thailand
|
lazada.co.th
|
1
|
65
|
104,4
|
weloveshopping.com
|
Malaysia
|
lazada.com.my
|
2
|
30
|
108,2
|
lelong.com.my
|
Filipina
|
lazada.com.ph
|
1
|
102
|
41,1
|
metrodeal.com
|
Singapura
|
lazada.sg
|
2
|
6
|
32,8
|
qoo10.sg
|
Vietnam
|
lazada.vn
|
1
|
90
|
88,8
|
vatgia.com
|
Sumber: bisnisasean
Meski baru 4 tahun beroperasi, Lazada cepat populer di Asia Tenggara dan mendapatkan keuntungan besar. Membuat para investor besar saling berebut menguasai sahamnya. Diantaranya seperti JP Morgan, retailer besar asal Swedia Kinnevik, retail online asal Inggris Tesco, hingga perusahaan plat merah milik Pemerintah Singapura, Temasek.
Portal Lazada menjual beragam kebutuhan sehari-hari. Dari barang elektronik, peralatan rumah tangga, boneka, pakaian jadi, produk konsumsi, hingga peralatan olahraga. Portal online ini cepat berkembang karena mudah diakses, cepat, dan layanan terpercaya dalam transaksi dan pengiriman barang pesanan.
Di segmen B to C Indonesia, Lazada bersaing dengan Mataharimall dan Blibli. Sedang di segmen pasar online yang lebih luas, bersaing dengan portal-portal populer lokal seperti Tokopedia, Bukalapak, dan OLX.
Rocket Internet di Asia Tenggara tidak hanya punya Lazada Group di segmen B to C, tetapi juga punya Zalora yang juga mendominasi pasar retail online Asia Tenggara di segmen pasar produk-produk fashion. ***
Techniasia | Stastika | Bussines Times | Why