Laos mencari kemitraan di pasar MEA

AEC ASEAN Bisnis Asean Indeks Kamar Dagang Dan Industri Laos Masyarakat Ekonomi Asean. Asean Economic Community MEA News Pasar Bebas ASEAN Vientiane
Kerajinan khas masyarakat Laos. Foto : mrandmrssmith.com
Bisnisasean.com, Vientiane,– Sektor bisnis Laos harus meningkatkan profesionalisme dan terbuka untuk menjalin kemitraan dengan pengusaha Asean lain agar bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean.

Wakil Presiden Kamar Dagang dan Industri Laos, Ms Valy Vetsaphong, mengatakan kepada Vientiane Times (4/1), “seperti kita ketahui, MEA memberikan kita peluang dan tantangan, dan saya pikir UKM kita akan menghadapi tantangan sebagai peluang awalnya. Bagaimana agar bisnis kita bisa bertahan ? Kita bisa bertahan melalui kemitraan dengan pengusaha dari negara-negara Asean lain yang mencari  partner untuk mendirikan usaha patungan dengan perusahaan lokal. Di saat sama kita harus meningkatkan profesionalisme mengingat bahwa semua pengusaha ingin bermitra dengan orang-orang yang menjalankan usaha dengan profesional.”

Valy menekankan bahwa pemerintah dan sektor bisnis perlu bekerjasama untuk memahami masalah sektor bisnis dan membahas cara-cara menyelesaikannya. “Sektor bisnis harus dimasukkan dalam kebijakan sehingga memungkinkan perusahaan untuk tumbuh,” ujarnya, sambil menambahkan,” hal lain yang signifikan adalah mendorong orang Loas untuk melakukan bisnis secara jujur. Orang-orang bisnis yang membayar pajak dan memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan harus dihargai.”

Bersama dengan Cambodia dan Myanmar, Laos diberi kesempatan memperbaiki iklim bisnis dan standardisasi kebijakan-kebijakan ekonominya, sebelum bergabung dalam keanggotaan MEA secara penuh  tahun 2018.

Masyarakat Ekonomi Asean yang mulai berlaku 31 Desember 2015, membebaskan aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan pergerakan modal intra negara-negara anggota Asean.

Akibatnya, banyak bisnis di negara-negara Asean lain yang mendapat peluang membuka usaha di Laos, sementara masih sangat kecil jumlah pengusaha Laos yang mempunyai kapasitas mendirikan usaha di negara-negara Asean lain.

Banyak pelaku usaha di Laos yang mengatakan mereka belum dalam posisi siap untuk memperluas usahanya ke negara-negara lain.  

Pada tahap awal ini, strategis bisnis pengusaha Laos adalah berusaha mempertahankan kehadiran bisnis mereka di negara sendiri, dan pada saat sama belajar dari orang lain untuk mengembangkan kekuatan mereka dan berkembang di masa depan. 

Ekonomi Laos dari National Research Institute, Dr Leeber Leebouapao, mengatakan, MEA berarti tidak akan ada perlindungan bagi produk lokal. “Ini seperti bermain olahraga, mereka yang kuat yang akan menjadi pemenang. Kita harus mengakui bahwa beberapa usaha akan tidak dapat bertahan hidup dan yang lain-lain mungkin berjuang hanya untuk bertahan hidup saja,” ujarnya, “saya pikir yang paling penting adalah kualitas produk, sementara harga harus rendah untuk memungkinkan menjadi kompetitif. Saya setuju bahwa antusiasme dan kemampuan pengusaha kita harus ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan.” 

MEA merupakan pasar dari lebih 600 juta orang yang akan menarik lebih banyak perdagangan, investasi dan pariwisata ke wilayah Asean. Menawarkan kesempatan perdagangan intra-ASEAN dan memungkinkan negara-negara anggota untuk memfokuskan kembali upaya perdagangan mereka dengan satu sama lain. 

Tahun ini Laos adalah ketua ASEAN dan akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada bulan September mendatang. 

Bersama Thailand dan Myanmar, Laos telah memperluas jaringan infrastruktur koridor utara Asean dengan membuka jalan-jalan dan jembatan yang menghubungkan wilayah ketiga negara itu. Sebuah jalur kereta api internasional juga tengah dibangun yang akan menghubungkan Bangkok – Vientiane – Beijing. ***

The Nation/Why

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *