Cantiknya pantai di El Nido, Filipina. Foto : creativelunatics
Oleh : Wahyuana
Pariwisata Filipina berharap berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean akan mendongkrak dua kali lipat kunjungan wisatawan ke negara seribu pulau ini.
Manila, Bisnisasean.com– Selama 8 bulan pertama 2015 telah terjadi peningkatan hampir 10 persen jumlah wisatawan yang berkunjung ke Filipina dibanding tahun sebelumnya.
Konferensi Tingkat Tinggi APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) yang diadakan bulan November lalu di Manila, berhasil mendatangkan 11.000 wisatawan, jauh melebihi target pemerintah 10.000 wisatawan. Turut mendongkrak sukses pemerntah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan selama 2015.
Integrasi ekonomi dalam wadah tunggal Masyarakat Ekonomi Asean diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke negara yang lebih banyak menonjolkan wisata laut dan pantai ini.
Dengan berlakunya MEA diharapkan kebijakan-kebijakan yang membatasi kunjungan wisata antar negara Asean akan semakin dieliminasi. Seperti kabijakan Asean Open Sky yang selama ini masih memiliki banyak kendala. Filipina berada dalam rangking ke-5 tujuan pariwisata Asean, setelah Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Singapura.
Untuk meningkatkan wisatawan, berbagai kebijakan sedang diupayakan agar negara itu semakin menjadi tujuan wisata favorit. Termasuk memerbaiki kebijakan Asean Open Sky-nya. Filipina dikenal sangat protektif terhadap wilayah udaranya.
“Kami telah menandatangani dan juga sedang dalam pembicaraan untuk mencari kesepakatan-kesepakatan dibidang operasional Asean Open Sky, terutama tentang keseragaman sistem kontrol perbatasan antar negara,” ujar Aileen Clemente, Presiden Asosiasi Pariwisata Filipina,” seluruh idenya adalah untuk mempermudah orang bepergian antar negara Asean, sehingga diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke negara-negara Asean sebagai satu destinasi.”
Seperti problem di negara-negara Asean lain, masalah utama pariwisata Filipina adalan infrastruktur. Bandara internasional Ninoy Aquino di Manila memegang gelar sebagai bandara terburuk di dunia 2011 – 2013. Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan besar-besaran untuk merenovasi pintu masuk utama Filipina ini, namun hingga kini masih menempati rangking ke-8 bandara terburuk di Asia.
Departemen pariwisata juga telah mendorong upaya perbaikan dan renovasi bandara-bandara provinsi, seperti perbaikan bandara di Palawan dan Boracay, dua pusat kunjungan wisata Filipina. Menyelam, laut, dan petualangan, adalah minat utama turis datang ke Filipina.
“Secara khusus kami fokus pada pasar menyelam. Kami merasa Filipina dengan 7000 pulau, sangat kompetitif di sektor ini, dan seluruh negeri berada dalam zona Segitiga Karang dunia,” ujar Benito Bengzon, Wakil Direktur Pengembangan Pariwisata, Departemen Pariwisata Filipina.
Jumlah wisatawan asing ke Filipina 2015 sekitar 5,2 juta, jauh lebih rendah dari target pemerintah sekitar 10 juta wisatawan asing yang juga diharapkan akan terjadi di tahun 2016. Meningkatkan kunjungan wisata 5 juta dalam setahun tentu upaya yang sangat berat, integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi Asean dipandang salah satu cara strategis dari upaya-upaya itu. ***