Presiden Jokowi. Foto : Tempo. |
JAKARTA, BISNISASEAN.COM- Presiden Joko Widodo, Sabtu (26/12), di sela-sela menghadiri pertemuan kepala desa seluruh Indonesia di Boyolali, Jawa Tengah, kembali mengingatkan segara akan berlakunya kebijakan pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean mulai pekan depan.
“Lima hari lagi 2016, yang artinya akan ada persaingan (dagang bebas) sepuluh negara ASEAN yang kita tidak tahu persaingannya akan seberat apa, karena batas negara sudah tidak ada,” ujar Jowo Widodo di hadapan sekitar 1.500 kepala desa dan lurah se-Indonesia.
“Masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan berlakunya pasar bebas ini, karena sebenarnya malah negara-negara lain yang takut kebanjiran produk dan tenaga kerja Indonesia,” tambah Jokowi. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, menguasai 50 persen jumlah potensial pasar Asean yang mencapai 500 juta penduduk. Kekuatan dagang terbesar ke-empat di dunia setelah China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Melalui pemberlakuan kebijakan ini, sudah tidak ada lagi batas-batas perdagangan antar negara Asean. Produk Indonesia bisa dijual bebas di negara Asean lain, demikian juga dengan produk-produk dari negara Asean lain juga akan membanjiri pasar Indonesia. Bersamaan dengan itu, juga akan berlaku kebijakan Asean Open Sky, yang membuka pasar bebas industri penerbangan di Asean. Maskapai-maskapai penerbangan sesama negara Asean diijinkan untuk melayani penerbangan secara bersambungan antar 3 negara (dulu hanya boleh melayani penerbangann antar dua negara saja). Indonesia telah membuka 5 bandara internasionalnya untuk bisa lebih leluasa diterbangi maskapai Asean lain, yakni bandara Medan, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Makassar.
Presiden juga kembali mengingatkan, 2 tahun lagi juga akan berlaku kebijakan pasar bebas Indonesia – Eropa, dan Kemitraan Trans- Pasisfik (Trans Pacifik Partnership/TPP). “Kita tidak bisa menghindari dengan kebijakan-kebijakan ini, karena kalau kita tidak bergabung, produk kita akan dikenai tarif pajak 15 – 20 persen. Jika bisa jualan apa (dengan tarif sebesar itu) ?,” ujar Jokowi. Sehingga kebijakan-kebijakan pasar bebas itu tidak bisa dihindari, dan kita harus siap mengantisipasinya (Wahyuana)