Ilustrasi PHK. © Antaranews.com. |
JAKARTA, EDITOR.CO.ID. – Sejalan dengan perkembangan global yang kurang kondusif, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 turut menjadi 5 persen. Padahal pada APBN 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,8 persen.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistyaningsih, mengatakan, pelambatan ekonomi Indonesia sudah mulai terjadi sejak kuartal IV-2004.
“Triwulan IV-2014 sudah melambat, dan hal itu sudah biasa, karena musiman,” ujar Lana dalam MNC Business, Selasa (23/6/2015) seperti dilansir Okezone.com.
Menurutnya, pelambatan ekonomi yang terjadi saat ini telah berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada kuartal I-2015. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I-2015 mencatat adanya kenaikan pada tingkat pengangguran.
“Kita lihat sekarang konsumsi listrik di perusahaan sudah berkurang, mereka mengurangi jam kerja, contohnya pada sektor automotif, mereka tidak lagi bekerja di Sabtu-Minggu, tapi hingga Jumat, dan Sabtu-Minggu digunakan untuk kegiatan produksi,” jelasnya.
Dengan adanya penghematan waktu kerja tersebut, maka konsumsi masyarakat yang sekunder seperti elektronik tidak diutamakan karena tidak setiap saat dipakai. Namun, saat ini yang lebih diutamakan adalah biaya sekolah.(rzk/okezone.com)